Lautan Rumi

Nama-Mu berpadu dengan Mentari Agama dari Tabriz
Hidup-Mu bercumbu dengan Mentari Agama dari Tabriz
Maka SebutanMu adalah Mentari Agama dari Tabriz
Tiada Siapa-pun bagiMu kecuali Sang Mentari tak kenal habis

Dengar buluh suling, bagaimanakah ia mengeluh
meratapi pembuangannya dari rumah:
“Walau mereka mencabik-cabikku dari  ranjang pohonku,
nyanyian keluhananku telah menggerakkan  laki dan wanita untuk berairmata.
Aku memecah dadaku, berjuang untuk memberikan jalan keluar bagi nafas panjang
Dan untuk menyatakan ketakutan kerinduanku akan rumahku,
Dia yang tinggal jauh dari rumahnya
akan selalu merindukan hari saat dia akan pulang.
Ratap-tangisku didengar pada tiap kerumunan,

Dalam harmoni dengan mereka yang bergembira dan mereka yang menangis.
Masing-masing menafsirkan nyanyianku dengan perasaannya sendiri,
Tapi tak satupun mengukur kedalaman rahasia-rahasia hatiku,
Rahasiaku tak asing dari nyanyian keluhanku,
Tapi mereka tak nampak oleh mata dan telinga inderawiah,
Tubuh tak terhijab dari jiwa, tak pula jiwa dari badan,
Tapi tak ada manusia yang telah melihat jiwa.”
Keluhan suling ini yalah api, bukan sekadar udara.
Biarkan dia yang tak punya api ini dianggap mati!
Yalah api cinta yang menjiwai suling,
Yalah aroma cinta yang mempunyai anggur.
Suling itu adalah kepercayaan para pecinta yang tak bahagia,
Yah, ketegangannya tergeletak telanjang dalam rahasia-rahasiaku yang terdalam
Siapakah yang telah melihat racun dan obat penawar racun seperti suling?

Siapakah yang telah melihat hiburan ramah seperti suling ini?
Suling ini mengabarkan kisah jalan cinta nan dilapisi darah,
Ia ungkapkan kisah jala-jemala cinta Majnun.
Tiada yang tahu akan perasaan-perasaan ini kecuali akan gila,
Sebagaimana telinga menyuimpang pada bisik-bisik lidah,
Melalui kuburan hari-hariku demikian berat dan pedih,
Hari-hariku bergerak, bergantian giliran dengan dukacita,
Tapi, walau hari-hariku musnahjadinya, tak apalah,
Apakah kau tinggal, Duhai Yang Tunggal Murni Tiada Banding!
Tapi semua yang bukan ikan akan segera lelah dalam air;
Dan mereka yang kehilangan roati hariannya akan menemukan betapa hari teramat panjang;
Maka yang “Mentah” tak meliputi keadaan yang “Mentah;”
Oleh karena itu itu menekan aku untuk memendekkan pidatoku,

Bangkitlah, Duhai anak! Buanglah belenggumu dan merdekalah!
Berapa lama kau akan tertangkap oleh perak dan emas?
Walaupun engkau menceburkan lautan ke dalam gala-galamu,
Ia tak kan ada lebih dari toko sehari
Gala-gala keinginan akan ketamakan tak pernah penuh,
Kulit kerang tak kan penuh dengan mutiara sampai mutiara adalah isinya;
Hanya dia yang bajunya disewakan oleh pembunuhan cinta
yang murni sepenuhnya dari ketamakan dan dosa.
Sambutlah olehmu, kemudian, Duhai Cinta, kegilaan nan manis!
Kau yang menyembuhkan seluruh kelemahan kami!
Yang adalah dokter dari kesombongan dan bangga diri kita!
Yang merupakan Plato kita dan Galen kita!
Cinta menaikkan tubuh-tubuh duniawi kita ke langint,
Dan membuat bukit-bukit menari dengan gembira!

Duhai pecinta, ‘dalah cinta yang telah memberi kehidupan pada Gunung Sinai,
Tatkala “ia bergoncang, dan Musa jatuh pingsan.”
Apakah Kekasihku hanya menyentuhku dengan bibirnya,
Aku pun, seperti suling itu, akan pecah dalam melodi.
Tapi dia yang berpisah dari mereka yang berbicara lidahnya,
Walau dia mempunyai seratus suara, ia terpaksa bisu.
Ketika mawar telah menjadi layu dan taman telah menjadi kering,
Lagu dari burung malam tak lagi didengar.
Kekasih adalah semua dalam semua, pecinta hanya menabiriNya;
Pecinta adalah semua yang hidup, pecinta sesuatu yang mati.
Ketika pecinta  tak lagi merasakan goncangan Cinta,
Ia menjadi seperti burung yang kehilangan sayapnya. Sayang!
Bagaimana bisa ku memperbincangkan rasaku tentang aku,
Ketika Kekasih tak menunjukkan Cahaya WajahNya?

Cinta menginginkan bahwa rahasia ini harus diungkapkan,
Karena bila cermin tak memantulkan, untuk apakah ia?
Ketahuilah engkau mengapa cerminmu tak memantulkan?
Karena karat belum digosok dari wajahnya.
Jika ia dibersihkan dari semua karatdan kotoran
Ia akan memantulkan cahaya Mentari Ilahi.

Wahai teman, kau harus mendengar kisah ini,
yang memberitahukan hakikat dari keadaanku.